Niatkan Usaha Untuk Ibadah, Bendahara MWCNU Tajurhalang Sukses Jadi Pengusaha Mie Ayam Baso

Niatkan Usaha Untuk Ibadah, Bendahara MWCNU Tajurhalang Sukses Jadi Pengusaha Mie Ayam Baso

Smallest Font
Largest Font

SABADESA, Tajurhalang – Kader Nahdlatul Ulama (NU) tidak selalu mengurusi tahlil, pengajian, pesantren, dan sebagainya, namun tidak sedikit dari mereka sukses menjadi pengusaha. Salahsatunya adalah Bendahara Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Tajurhalang, Anwar Taryadi.

Dia adalah pemilik mie ayam baso Gede Rasa (GR), yang pada saat ini sudah berhasil membuka empat cabang di beberapa wilayah Kabupaten Bogor.

Kunci Sukses dirinya menjadi pengusaha didasari dari “Niat Usaha Untuk Ibadah”. Selain itu keuletan dan keyakinan diiringi kesabaran, merupakan pondasi yang menempa dirinya berhasil membangun bisnis di bidang kuliner mie ayam baso.

Anwar Taryadi terlahir dari keluarga sederhana. Ayahnya hanya seorang petani yang menjual hasil kebun berupa daun singkong dan salam untuk menghidupi keluarganya.

Selepas menyelesaikan sekolah pada Tahun 1996, Anwar bekerja di rumah makan Yunsin atau yang lebih dikenal rumah makan Sahabat, berlokasi di daerah Jalan Raya Sudirman, Kota Bogor tepatnya samping Rumah Sakit Salak sebagai kuli cuci piring.

Bahkan dirinya sempat menempa pengalaman selama 3 tahun di martabak Kiki Air Mancur, sebelum dia mendapatkan tawaran kerjasama membuka bisnis mie ayam baso yang hanya bertahan selama 1 tahun.

Setelah itu Anwar kembali bekerja sebagai peracik mie ayam baso di Apollo cabang pertama di kawasan Pasar Anyar bogor selama 5 tahun. Dan kembali mencoba mandiri dengan membuka bisnis serupa, bekerjasama dengan kerabatnya di daerah Bintaro yang hanya bertahan satu tahun.

Berbekal pengalaman sebagai karyawan dan bermitra membangun bisnis mie ayam baso, akhirnya Anwar memberanikan diri membuka sendiri pada tahun 1996. Saat itu dia pertama kali menjajakan mie ayam baso di daerah Yasmin sektor 6.

Namun sangat disayangkan  tidak berjalan mulus, bahkan cerita Anwar dirinya sempat dalam kondisi terpuruk. Selain sempat tertipu oleh anak buahnya, saat itu sampai untuk makan sehari-hari sangat sulit.

Bahkan dirinya sempat rehat selama 3 bulan, dengan hanya melaksanakan kegiatan mendekatkan diri kepada Allah melalui ibadah berupa Salat dan Puasa, dan mendapatkan jawaban lewat mimpi melalui tanda baso dan tunas dalam polibag.

Dari situ Anwar kembali memulai bisnis mie ayam baso, dan sejak saat itu bisnis kulinernya berkembang hingga saat ini memiliki empat cabang dengan brand Gede Rasa.

Sebagai upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia di kalangan generasi muda NU, Anwar, menyatakan siap memberikan pelatihan kewirausahaan bagi kader-kader NU. Program ini diharapkan dapat menciptakan wirausaha-wirausaha muda yang tangguh, mandiri, dan berdaya saing.

“Kader NU harus mampu berperan aktif dalam membangun perekonomian, tidak hanya bergantung pada pekerjaan formal, tetapi juga mampu menciptakan peluang usaha sendiri,”katanya.

Anwar mengungkapkan pentingnya kader NU, khususnya para generasi muda, memiliki keterampilan kewirausahaan untuk menghadapi tantangan ekonomi ke depan. Ia mengakui bahwa meraih sukses dalam dunia wirausaha bukanlah hal yang mudah dan tentu pernah mengalami kegagalan. Akan tetapi, menurutnya, kegagalan merupakan bagian dari proses belajar yang harus dilalui oleh setiap wirausahawan.

 “Untuk meraih sukses tidaklah mudah. Saya sendiri mengalami banyak jatuh bangun dalam perjalanan usaha saya. Namun, dengan tekad, kerja keras, dan kesabaran, kita bisa melewati berbagai rintangan dan mencapai tujuan yang diinginkan,”tambahnya. (***)

Editors Team
Daisy Floren
Daisy Floren
Kadir Author